Sekilas.co – Persib Bandung kini menjadi sorotan utama berkat performa tangguh dan konsistennya dalam beberapa pekan terakhir. Dalam empat pertandingan beruntun, tim berjuluk Maung Bandung tidak hanya meraih kemenangan sempurna, tetapi juga tidak kebobolan satu gol pun, sebuah pencapaian yang menunjukkan betapa solidnya koordinasi antar pemain belakang dan penjaga gawang.
Di balik rapatnya pertahanan Persib, terdapat satu sosok penting yang menjadi figur sentral, yaitu Federico Barba. Pemain asal Italia ini langsung menjadi bagian integral dari sistem pertahanan yang dibangun Bojan Hodak. Dengan ketenangan, pengalaman, serta kemampuan membaca permainan yang luar biasa, Barba menjelma menjadi maestro pertahanan Persib, pemain yang bukan hanya kuat secara fisik, tetapi juga cerdas secara taktik.
Sejak awal kedatangannya ke Bandung, Barba memang sudah menunjukkan kualitas yang membedakannya dari bek lain. Latar belakangnya bermain di sejumlah klub Eropa, termasuk di Serie A Italia dan Liga Spanyol, membuatnya terbiasa menghadapi tekanan tinggi serta mampu menjaga konsentrasi sepanjang 90 menit. Pola pikir dan disiplin khas Italia, yang dikenal melahirkan banyak bek legendaris, terbawa dalam setiap aksinya di lapangan.
Dalam laga kontra Persis Solo yang berakhir dengan skor 2-0 untuk kemenangan Persib, Barba tampil nyaris tanpa cela. Berdasarkan data Sofascore, ia mencatatkan rating 7,0 dengan kontribusi pertahanan yang impresif: 3 kali intersep, 4 sapuan bola bersih, 12 kali recovery bola, serta 2 kemenangan duel udara. Tak heran jika di akhir laga, Barba dinobatkan sebagai man of the match berkat peran vitalnya menjaga gawang Persib tetap steril.
Namun, menariknya, Barba sama sekali tidak besar kepala dengan segala pujian yang datang. Ia menegaskan bahwa keberhasilan Persib menjaga rekor nirbobol bukan hanya karena dirinya, melainkan hasil kerja keras seluruh pemain di setiap lini.
“Ketika tim meraih hasil bagus, itu artinya seluruh pemain bekerja dengan baik. Termasuk barisan pertahanan yang selalu berkomunikasi dan saling membantu. Kami hanya ingin melanjutkan tren positif ini. Pertahanan yang kuat akan membawa hasil yang baik untuk tim,” ujar Barba dengan rendah hati, Kamis (30/10/2025).
Fleksibilitas juga menjadi nilai lebih dari pemain berusia 31 tahun ini. Meski posisi naturalnya adalah bek tengah (centre-back), pelatih Bojan Hodak beberapa kali memintanya untuk bermain di posisi bek kiri, dan Barba menjalankan tugas tersebut tanpa keluhan. Menurutnya, pemain modern harus siap ditempatkan di posisi mana pun sesuai kebutuhan taktik pelatih.
“Tidak masalah di mana saya bermain, yang penting bisa membantu tim. Saya percaya setiap posisi punya tanggung jawab masing-masing. Selama pelatih membutuhkan saya, saya akan memberikan 100 persen kemampuan saya,” ujarnya.
Peran Barba tidak hanya terlihat dalam duel pertahanan, tetapi juga saat Persib membangun serangan dari lini belakang. Ia sering menjadi inisiator permainan dengan umpan vertikal akurat dan kemampuan membaca ruang yang baik. Hal ini membantu Persib tampil lebih tenang dan terstruktur dalam mengatur alur serangan, terutama ketika menghadapi tekanan tinggi dari lawan.
Selain kontribusinya di lapangan, Barba juga menjadi panutan bagi pemain muda di skuad Persib. Karakternya yang disiplin, fokus, dan rendah hati membuatnya disegani rekan satu tim. Bojan Hodak pun beberapa kali memuji dedikasi Barba yang selalu tampil maksimal, baik saat latihan maupun pertandingan.
Kini, dengan Federico Barba sebagai benteng utama, Persib Bandung tak hanya memiliki lini pertahanan yang tangguh, tetapi juga fondasi kokoh untuk menatap persaingan di papan atas Liga 1 Indonesia dan kompetisi Asia. Jika performanya terus konsisten seperti ini, bukan tidak mungkin Barba akan menjadi salah satu bek asing tersukses yang pernah memperkuat Maung Bandung, sekaligus simbol kebangkitan pertahanan Persib yang kokoh, disiplin, dan berkelas internasional.





